Senin, 31 Januari 2011

Mata Ini Tidak Buta, Itu Bukan Senyum Tulus

Dalam rangkaian tulisan ini aku tidak ingin mengatakan diriku paling benar, namun disini aku hanya ingin berbagi tentang apa yang aku rasakan.

Seumur hidup baru ini aku menemukan sosok seseorang yang menurut saya sangat aneh. Orang tersebut normal, pintar, cerdas, dan aktif dalam organisasi. Pertama kali kenal dengan orang tersebut, aku pikir orang ini sangat welcome, bersahabat, dan bisa menjadi sosok panutan. Akan tetapi, banyak sikap-sikap darinya yang semakin lama bukannya membuat aku semakin dekat dan menjalin hubungan yang baik dengannya, namun semakin lama semakin membuat aku menjauh dan lebih baik tidak bertemu dengannya.*Syukur Alhamdulillah…!! Tunggu dulu, dalam hal ini tidak ada pertengkaran sama sekali. Akan tetapi aku dan orang tersebut tetap saling menyapa dan memang tidak terjadi apa-apa, namun hanya aku yang sangat tidak nyaman dengan sikapnya.

Simple, hanya karena masalah SENYUM, namun bagi saya itu sangat PENTING. Mari simak, resapi pertanyaan dan pernyataan aku dibawah ini:

Pernahkah kamu berjumpa dengan seseorang dan dia tersenyum dengan manisnya kepadamu? dan keesokannya ketika berjumpa kembali denganmu senyum manis itu tidak ada dan yang ada senyum asam.

Pernahkah kamu disodorkan senyum manis yang amat teramat sangat manis seakan orang tersebut sangat welcome dan bersahabat dengan kita, namun dilain situasi saat bertemu lagi, orang itu justru senyum sedikitpun tidak, justru saat kita menyapanya senyum sedikitpun sulit muncul dan yang ada sikap orang tersebut membuat diri kita ini bertanya-tanya, apa diri saya ada salah dengannya?

Pernahkah kamu diberikan senyuman yang manis dari seseorang ketika orang tersebut sedang membutuhkan kita? Dan ketika orang tersebut sedang tidak butuh dengan kita orang tersebut sangat sinis, tidak akrab, seakan lupa ingatan dengan diri kita, dan menganggap diri kita seperti tidak ada didepannya, sampai kita merasa sungguh tidak artinya apa-apa diri kita baginya. Sedangkan apabila kepada orang yang dianggap memberikan keuntungan baginya, dengan sekejap wajah sinisnya itu berubah kembali menjadi wajah yang dihiasi senyuman manis seolah-olah mencari perhatian dari orang tersebut.

Yuppp…bagaimana rasanya apabila sikap-sikap diatas tersebut kamu dapatkan oleh satu orang yang sama, namun memberikan sikap yang berbeda-beda, sangat membingungkan dan menimbulkan ketidakpastian dari sikapnya yang tidak konsisten (sikap bersahabat atau tidak bersahabat).
Itulah yang aku rasakan dari sikap orang tersebut. Jujur saja saya sangat tidak merasa rugi dengan sikapnya yang begitu kepadaku. Bila aku mual dengan sikapnya dan melihat senyumnya yang tidak tulus itu, aku tinggal langkah maju balik kanan aja, kaburrr…hiiiiiiiiiii ^^ Akan tetapi yang muncul dikepala aku adalah sebenernya ada apa dengan orang tersebut? Apa memang dia orangnya memang begitu? Atau memang ada yang salah dengan diri saya, sehingga membuatnya begitu? Atau karena diri aku merusak pemandangannya? Hihihihihih maaf kalo begitu, permisiiii..saya pulang dulu kalau begitu :p!! Akan tetapi, ternyata yang merasakan itu bukan aku saja. Dari teman-temanku juga rata-rata merasakan yang sama denganku atas sikap orang tersebut. Begini saja, aku tidak buta, teman-temanku tidak buta. Sangat kelihatan dan dapat dirasakan sebuah senyum yang tulus dari hati terdalam itu. Juga sangat kelihatan senyum yang tidak tulus. Kalau senyuman tulus itu berdampak sangat indah dihati yang menerimanya. Akan tetapi bila senyum asam itu dampaknya membuat yang menerimanya menjadi mual, dan lebih baik tidak usah dipaksakan kalau memang lagi sakit gigi *loh?? Hihihiiiii..
Yah…sudahlah…aku tidak berhak mengatur sikap orang lain. Suka-suka orang tersebut deh. Dibilang jadinya aku tidak care dengan orang itu memang bisa saja, namun salah sendiri dengan sikap orang itu yang begitu. Mana ada orang yang tahan dengan orang tersebut. Akan tetapi aku do’akan mudah-mudahan masih banyak orang yang tulus peduli dengan orang tersebut, sehingga orang tersebut sadar akan sikapnya Amin……

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Melihat sikap orang yang seperti itu, membuat kita mendapatkan pelajaran dan introspeksi diri bahwa sikap seperti itu tidak baik teman.

Yang pasti senyum tulus itu lebih indah...^^